Banjir Bandang dan Longsor Landa Sumatera Utara: Ribuan Rumah Rusak, 2 Jembatan Putus
Sumatera Utara, 26 November 2025 — Bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), menimbulkan kerusakan luas dan korban jiwa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ribuan rumah warga rusak, dua jembatan putus, serta ratusan warga mengungsi.
Skala Kerusakan dan Wilayah Terdampak
- Bencana ini terjadi pada Senin (24/11) dan Selasa (25/11) di berbagai kabupaten Sumut, termasuk di Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
- Di Kabupaten Sibolga, banjir dan longsor menghantam beberapa kelurahan seperti Angin Nauli, Aek Muara Pinang, Aek Habil, serta area Pasar Baru dan Pasar Belakang.
- Di Tapanuli Utara, dampak bencana juga besar: 50 rumah rusak dan dua jembatan putus akibat tanah longsor dan aliran air deras.
- Sementara itu, di Kabupaten Tapanuli Tengah tercatat 1.902 unit rumah terdampak banjir dalam 9 kecamatan.
Korban Jiwa, Pengungsi, dan Kerusakan Infrastruktur
- Hingga update Rabu (26/11), tercatat 13 orang meninggal akibat kombinasi banjir dan longsor di Sumut.
- Dari jumlah tersebut, 9 korban meninggal berada di Kabupaten Tapanuli Selatan dan 4 lainnya di Tapanuli Tengah.
- Selain korban jiwa, terdapat 37 orang luka-luka dan sejumlah warga lain yang dinyatakan hilang di beberapa lokasi.
- Di Tapanuli Selatan, BPBD melaporkan 2.851 warga harus mengungsi sementara akibat dampak parah bencana.
- Kerusakan juga meluas ke infrastruktur: tidak hanya rumah, tetapi beberapa jembatan putus, jalan tertutup longsor, dan akses transportasi terganggu.
Tanggapan Resmi dan Upaya Penanganan
- BNPB menegaskan bahwa tim gabungan telah dikerahkan untuk tanggap darurat, termasuk membersihkan material longsor dan membuka kembali akses jalan yang tertutup.
- Di Kabupaten Tapanuli Selatan, BPBD setempat menggunakan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup jalan dan menghambat mobilisasi warga.
- Rekomendasi sementara dari tim penyintas bencana: bagi warga yang berada di daerah rawan seperti lereng perbukitan, bantaran sungai, dan wilayah longsor — disarankan evakuasi lebih awal jika hujan deras berkepanjangan.
Penyebab Bencana: Cuaca Ekstrem dan Hujan Lebat
- Menurut analisis meteorologi, bencana kali ini dipicu oleh hujan ekstrem yang melanda Sumatera Utara.
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa bibit siklon tropis 95B turut berkontribusi — memicu awan konvektif luas dan hujan deras di wilayah Aceh hingga Sumut.
- Kombinasi curah hujan tinggi, sistem sungai kritis, dan kontur wilayah perbukitan membuat sejumlah daerah menjadi sangat rentan terhadap aliran longsor dan banjir tiba-tiba.
Implikasi Sosial dan Ekonomi
- Selain kehilangan harta benda, ribuan keluarga kini menghadapi trauma, pemulihan rumah, dan ketidakpastian masa depan.
- Kerusakan jembatan dan akses jalan mempersulit distribusi bantuan dan evakuasi, serta berpotensi menghambat pemulihan ekonomi lokal.
- Petani dan pemilik lahan pertanian turut terkena dampak: air banjir dan longsor bisa merusak lahan sawah dan kebun, memperburuk dampak bencana jangka panjang.
- Anggaran penanggulangan bencana mendesak untuk dialokasikan — tidak hanya untuk perbaikan fisik, tetapi juga dukungan psikososial bagi korban.
Imbauan dan Rekomendasi
- Warga di zona rawan (bantaran sungai, perbukitan, daerah longsor) disarankan meningkatkan kewaspadaan ketika hujan lebat berlangsung lama.
- Pemerintah daerah dan BNPB direkomendasikan memperkuat sistem peringatan dini bencana, termasuk sirine, koordinasi BPBD lokal, dan jalur evakuasi yang jelas.
- Penataan lahan dan reboisasi di area hulu sungai sangat penting sebagai mitigasi jangka panjang terhadap risiko banjir bandang dan longsor.
- Masyarakat dan lembaga bantuan harus bersiap menyalurkan kebutuhan dasar: tempat pengungsian, makanan, air bersih, dan layanan kesehatan darurat.
Penutup
Bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara telah menunjukkan dampak serius: kerusakan rumah, infrastruktur, dan nyawa. Meski tanggap darurat telah dimulai, tantangan pemulihan masih besar dan butuh kolaborasi semua pihak — pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat.
Langkah mitigasi lebih lanjut mutlak diperlukan agar risiko serupa bisa diminimalkan di masa depan. Semoga para korban segera pulih dan wilayah terdampak kembali aman dan stabil.

