Otomotif

Thailand dan Budaya Truk Double Cabin

KilasanBerita.id — Di Thailand, truk double cabin bukan sekadar kendaraan pekerja. Ia adalah bagian dari identitas sosial.
Dari jalanan Bangkok yang padat hingga pedesaan Chiang Mai, mobil ini bisa ditemukan di mana saja — membawa hasil panen, keluarga, hingga barang dagangan.

Tidak heran bila Thailand dijuluki “negeri pickup truck dunia.”
Data dari KumparanOto (2025) menunjukkan, lebih dari 45% kendaraan pribadi di Thailand adalah truk jenis double cabin.
Merek-merek seperti Toyota Hilux, Isuzu D-Max, Ford Ranger, dan Mitsubishi Triton menjadi pilihan utama masyarakat.

“Kalau di Indonesia mobil sejuta umat itu Avanza,
di Thailand mobil sejuta umatnya justru Hilux,” ujar Somchai Virapong, jurnalis otomotif Bangkok Post.


Akar Popularitas: Dari Proyek Pemerintah ke Budaya Rakyat

Popularitas double cabin di Thailand tak lepas dari kebijakan industri otomotif nasional sejak 1990-an.
Pemerintah mendukung investasi besar-besaran dari Toyota, Isuzu, dan Mitsubishi dengan memberi insentif pajak untuk kendaraan niaga ringan.

Truk kabin ganda kemudian bertransformasi dari alat angkut pekerja pertanian menjadi kendaraan keluarga multifungsi.
Dengan sasis kuat, bak besar, tapi kabin nyaman, double cabin menjembatani kebutuhan antara kerja dan gaya hidup modern.

“Bisa bawa durian pagi, tapi sore sudah antar anak ke sekolah,” canda Noparat Chaiyawan, warga Chonburi yang memakai Hilux setiap hari.

Kini, mobil seperti Hilux dan D-Max bahkan menjadi status symbol kelas menengah pedesaan,
sama seperti SUV di kota besar.


Isuzu D-Max dan Toyota Hilux: Raja Jalanan Thailand

Dari sekian banyak model, dua merek mendominasi total.
Isuzu D-Max menempati peringkat pertama penjualan selama delapan tahun berturut-turut,
disusul Toyota Hilux Revo yang juga jadi ikon nasional.

Keduanya dianggap “abadi” karena performa tangguh dan suku cadang mudah ditemukan di seluruh negeri.
Harga varian baru berkisar antara 600.000–1.200.000 Baht (Rp 270–550 juta), tergantung tipe dan fitur.

“D-Max dan Hilux itu seperti saudara tua di jalanan Thailand.
Dua-duanya tahan banting, bisa dipakai 20 tahun tanpa rewel,” ujar Surachai Kittipong, mekanik senior di Hat Yai.

Selain itu, budaya modifikasi double cabin juga berkembang pesat.
Banyak pemilik mengubah mobilnya jadi off-road monster, street truck, atau touring camper.
Ajang seperti Bangkok International Motor Show kini selalu menampilkan truk kustom sebagai daya tarik utama.


Lebih dari Sekadar Mobil: Identitas dan Kebanggaan

Fenomena double cabin di Thailand juga mencerminkan etos kerja dan nilai budaya masyarakatnya.
Mobil ini melambangkan ketangguhan, kemandirian, dan fleksibilitas — tiga nilai yang melekat kuat dalam masyarakat agraris dan wirausaha.

“Pickup truck di sini seperti cermin kehidupan rakyat Thailand — sederhana tapi kuat,” tulis kolumnis The Nation dalam edisi 2024.

Bahkan di kota besar seperti Bangkok, double cabin bukan hal aneh di parkiran mal atau kampus.
Model modern kini tampil dengan interior mewah, layar sentuh besar, hingga sistem hybrid ringan.
Namun, di balik itu semua tetap tersimpan filosofi lama: kerja keras dan kebersamaan.


Dampak Ekonomi dan Industri Otomotif

Thailand kini dikenal sebagai basis produksi double cabin terbesar di Asia Tenggara.
Menurut data ASEAN Automotive Federation, lebih dari 1 juta unit pickup diproduksi setiap tahun,
dan 60% di antaranya diekspor ke lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia.

Isuzu dan Toyota menjadikan Thailand sebagai production hub utama,
karena infrastruktur logistik, tenaga kerja terampil, dan dukungan pemerintah yang stabil.

“Kami memproduksi Hilux dan D-Max bukan hanya untuk pasar lokal, tapi juga untuk dunia,” kata Takashi Matsuda, perwakilan Toyota Motor Thailand.
“Bagi kami, Thailand adalah rumah bagi pickup truck.”

Kontribusi sektor ini terhadap ekonomi nasional mencapai 7% dari PDB Thailand,
menjadikannya tulang punggung ekspor non-pertanian negara tersebut.


Ketika Double Cabin Jadi Gaya Hidup

Menariknya, truk kabin ganda kini juga masuk ranah gaya hidup urban.
Anak muda Thailand mulai menggunakan Hilux dan D-Max sebagai kendaraan touring, overlanding, atau bahkan camper van.
Komunitas Thailand 4×4 Union punya lebih dari 80.000 anggota aktif.

Bagi mereka, mobil ini bukan hanya alat transportasi,
tapi simbol kebebasan dan petualangan — semangat yang membuat double cabin tetap hidup di tengah era elektrifikasi.

“Mungkin nanti mobil listrik akan menggantikan pickup diesel,
tapi semangat double cabin tidak akan mati,” kata Noparat.


Penutup: Dari Alat Kerja Jadi Ikon Nasional

Double cabin di Thailand bukan sekadar kendaraan.
Ia telah menjelma jadi ikon sosial, ekonomi, dan budaya.
Bagi rakyat Thailand, punya pickup berarti siap bekerja, siap bepergian, dan siap membantu sesama.

Sebuah ironi menarik: di negara lain, mobil seperti ini dianggap kendaraan utilitas.
Namun di Thailand, double cabin adalah lambang kehormatan rakyat pekerja.
Atau seperti kata pepatah lokal,

“Kalau kamu punya pickup, kamu bisa ke mana pun — bahkan tanpa rencana.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *