Geger Mayang Lucyana Magang di DPR, Disudutkan soal Gaji hingga Teriak
Nama Mayang Lucyana, adik mendiang Vanessa Angel, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini bukan karena dunia hiburan, melainkan karena aktivitasnya sebagai mahasiswa magang di DPR RI yang menuai kontroversi.
Dalam salah satu tayangan podcast, Mayang tampak tidak nyaman saat ditanya soal gaji magang DPR dan alasan berada di sana. Situasi yang semakin panas membuatnya akhirnya berteriak di tengah sesi wawancara, menunjukkan tekanan emosional yang ia rasakan.
Magang di DPR, Bukan Artis Biasa Lagi?
Mayang diketahui sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum dan menjalani program magang di salah satu komisi DPR RI. Keberadaannya di gedung parlemen sontak mengundang perhatian, terutama karena latar belakangnya yang berasal dari dunia selebritas.
Banyak yang mempertanyakan apakah Mayang masuk lewat jalur yang benar atau sekadar “titipan”. Apalagi belakangan ini publik tengah sensitif soal isu privilege dan nepotisme.
Seperti dilansir oleh kilasanberita.id, “Publik merasa berhak tahu jika ada figur publik masuk ke lembaga negara, apalagi menyangkut uang rakyat.”
Kutipan Ala-Ala: Beda Antara Magang dan Mangga
“Magang itu belajar, bukan panggung. Tapi kadang kalau panggung lebih besar, belajarnya jadi terabaikan.”
– N. Sadewa, pengamat sosial media
Kronologi Kejadian: Dari Tanya Jawab ke Teriakan
Dalam cuplikan yang beredar di media sosial, Mayang awalnya menjawab pertanyaan soal magangnya dengan tenang. Namun saat pembawa acara mulai menyudutkan soal gaji, jalur masuk, dan kontribusi nyata, ekspresi Mayang mulai berubah.
Ia sempat berkata bahwa dirinya hanya menjalani kewajiban kampus dan tidak ada yang istimewa dari program itu. Tapi desakan yang terus-menerus membuatnya akhirnya kehilangan kesabaran dan berteriak “Udah dong!” dengan nada tinggi.
Cuplikan itu pun viral, memicu komentar ribuan netizen.
Netizen Terbelah Dua
Respons publik pun terbagi dua:
- Tim Simpati: Menganggap Mayang manusiawi dan hanya lelah dibully terus-menerus.
- Tim Kritis: Menilai Mayang tidak siap dikritik, padahal masuk ke ruang publik berarti harus siap disorot.
Beberapa komentar populer antara lain:
“Kalau mau eksis, ya siap dikritik. Bukan malah teriak.”
“Dia cuma mahasiswa yang magang. Kenapa segitunya sih publik?”
Gaji Magang DPR: Isu yang Sensitif
Salah satu isu paling sensitif adalah soal apakah magang di DPR itu digaji, dan jika ya, berapa besarannya?
Secara umum, program magang mahasiswa di DPR bersifat non-upah, alias tidak dibayar. Namun, ada beberapa bentuk kompensasi tidak langsung, seperti:
- Sertifikat
- Akses jejaring politik
- Kesempatan kerja di masa depan
Tapi dalam kasus Mayang, publik jadi curiga karena rekam jejaknya sebagai artis dan “anak publik figur” membuatnya tampak mendapat akses khusus.
Apakah Ada Perlakuan Istimewa?
Hingga kini belum ada bukti konkret bahwa Mayang mendapatkan perlakuan khusus di lingkungan DPR. Namun kehadiran figur publik di ruang formal seperti lembaga negara memang selalu menimbulkan pertanyaan.
Beberapa pengamat menyarankan agar DPR lebih transparan soal siapa saja peserta magang, proses seleksi, dan kompensasi — demi mencegah kesalahpahaman publik.
Mayang: Antara Bakat, Cita-cita, dan Beban Nama
Mayang selama ini dikenal sebagai figur multitalenta: pernah menyanyi, akting, dan kini menempuh studi hukum. Namun, membawa nama besar Vanessa Angel membuat langkahnya sering dibayang-bayangi ekspektasi dan cibiran.
Dalam beberapa wawancara, ia mengaku ingin menjadi pengacara dan membantu orang mencari keadilan.
“Aku belajar hukum karena pengin bantu orang yang nggak ngerti hukum. Bukan buat viral,” katanya dalam sebuah live Instagram.
Penutup: Magang Adalah Proses, Bukan Panggung
Apa pun latar belakangnya, mahasiswa magang tetaplah proses pembelajaran — bukan tempat validasi sosial atau panggung pencitraan. Di sisi lain, publik juga harus belajar membedakan antara kritik dan perundungan.
Kontroversi Mayang Lucyana ini menjadi pengingat bahwa:
- Figur publik harus siap disorot
- Publik harus bijak dalam mengomentari
- Lembaga formal harus transparan agar tidak menimbulkan kecurigaan
Karena di era sosial media seperti sekarang, satu potong video bisa membakar opini nasional.