EkonomiPolitik

Menko Airlangga Tegaskan Sains dan Teknologi Sebagai Kunci Pertumbuhan Ekonomi dalam Pertemuan dengan Guru Besar ITB

Jakarta, 18 September 2025 — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pengembangan sains dan teknologi adalah fondasi krusial bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuannya dengan jajaran Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), di mana ia menekankan bahwa inovasi ilmiah dan teknologi mutlak diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional yang ambisius.

“Pak Presiden ingin pertumbuhan kita 8%. Exactly seperti Pak Prof tadi minta, tidak ingin kita terus 5%. 5% ya kita extraordinary karena di negara G20 kita top 2,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung, Kamis (18/09).


Tujuan dan Konteks Pertemuan

Pertemuan antara Menko Airlangga dan para Guru Besar ITB berlangsung dengan latar belakang upaya pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun 2025. Untuk mendukung target tersebut, pemerintah telah merumuskan sejumlah kebijakan strategis, salah satunya adalah Paket Ekonomi 2025, yang mengedepankan penguatan sektor sains dan teknologi.

Selain itu, penyerapan tenaga kerja dan produktivitas menjadi fokus karena keduanya dianggap sebagai sektor yang mengalami tantangan. Dalam skema ini, peran perguruan tinggi dan peneliti dianggap sangat strategis dalam menghasilkan inovasi yang dapat langsung diaplikasikan dalam industri dan ekonomi rakyat.


Sorotan Penting dari Menko Airlangga

1. Sains & Teknologi sebagai Penopang Kemandirian Ekonomi

Airlangga menyebut bahwa Indonesia tidak lagi bisa hanya bergantung pada sumber daya alam atau bekerja sebagai produsen barang mentah. Inovasi dan teknologi perlu diperkuat agar Indonesia mampu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, mandiri dalam teknologi, dan kompetitif di pasar global.

2. Peranan Guru Besar dan Akademisi ITB

Dalam pertemuan itu, para Guru Besar ITB diberi peran khusus sebagai mitra strategis pemerintah. Airlangga menghargai kontribusi akademisi dalam riset dasar dan terapan, serta mengundang mereka agar lebih berkolaborasi dalam proyek-proyek penelitian yang menyentuh sektor industri, komersialisasi ilmu, dan pemberdayaan masyarakat.

3. Sinergi Pemerintah dan Sektor Akademik

Menko menegaskan pentingnya sinkronisasi antara kebijakan pemerintah, kemampuan riset di perguruan tinggi, serta kebutuhan industri. Dia menyebut bahwa selama ini tantangan muncul ketika penelitian tidak terhubung dengan penggunaan nyata di lapangan—baik pada teknologi, manufaktur, maupun layanan publik.


Strategi dan Kebijakan Pemicu Inovasi

Beberapa langkah dan kebijakan yang disebutkan dalam pembicaraan tersebut mencakup:

  • Paket Ekonomi 2025, yang mencakup insentif dan regulasi mendukung investasi di sektor teknologi tinggi dan riset.
  • Peningkatan anggaran untuk penelitian dan pengembangan (R&D), terutama di perguruan tinggi dan lembaga penelitian nasional, agar inovasi bisa terus berkembang.
  • Fasilitas untuk mempercepat transformasi teknologi di sektor industri, termasuk digitalisasi, automasi, dan pemanfaatan teknologi hijau.
  • Penyerapan tenaga kerja melalui pengembangan kompetensi berbasis sains dan teknologi: pelatihan, pendidikan tinggi, dan kerja sama industri-akademik.

Tantangan yang Dihadapi

Walaupun pemerintah menaruh perhatian besar pada sains dan teknologi, sejumlah tantangan masih menghadang:

  • Keterbatasan Sumber Daya Peneliti & Akademisi: Jumlah peneliti dan tenaga ilmiah di Indonesia dinilai masih relatif sedikit dibandingkan negara lain dengan kekuatan teknologi tinggi.
  • Konektivitas antara Riset dan Penerapan Industri: Ada kesenjangan antara riset akademik dan industri yang mampu menggunakan teknologi. Teknologi yang dihasilkan seringkali sulit diadopsi oleh sektor industri atau usaha kecil karena biaya, adaptasi, dan regulasi.
  • Infrastruktur dan Dana: Infrastruktur penelitian yang memadai dan pendanaan berkelanjutan menjadi faktor penting agar inovasi bisa lahir dan dipertahankan.
  • Regulasi dan Kebijakan: Kelambanan regulasi, birokrasi, dan kurangnya kepastian hukum sering menjadi hambatan investasi di sektor teknologi. Pemerintah diharapkan bisa mengatur regulasi yang jelas dan mendukung kemudahan usaha inovatif.

Dampak Potensial Terhadap Ekonomi

Jika rekomendasi dan strategi dalam pertemuan ini dijalankan dengan baik, dampak-dampak positif yang mungkin muncul meliputi:

  • Peningkatan produk domestik bruto (PDB) dari sektor teknologi dan industri kreatif.
  • Meningkatnya ekspor produk teknologi tinggi dan berinovasi, dibanding hanya komoditas mentah.
  • Peningkatan daya saing Indonesia di pasar global, baik dalam produk fisik maupun jasa berbasis sains.
  • Penyerapan tenaga kerja yang lebih baik dan berdaya saing, terutama dari generasi muda yang memiliki keahlian di bidang teknologi dan penelitian.
  • Manfaat masyarakat secara langsung melalui teknologi dalam layanan publik, kesehatan, pendidikan, dan pertanian.

Respons Guru Besar ITB

Guru Besar ITB menyambut baik undangan kolaborasi dari pemerintah. Beberapa di antaranya menyatakan kesiapan memfokuskan penelitian agar lebih aplikatif, memperkuat jaringan industri-akademik, dan mempercepat transfer teknologi ke usaha menengah dan kecil.

Mereka juga menggarisbawahi perlunya dukungan struktural—baik dari segi dana, regulasi, maupun fasilitas—agar penelitian tidak berhenti di publikasi saja namun bisa memunculkan produk nyata yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial.


Sasaran dalam Waktu Dekat

Selain target pertumbuhan ekonomi 5,2% pada 2025, beberapa sasaran yang menjadi prioritas dalam implementasi kebijakan yang diperkuat dengan sains dan teknologi antara lain:

  • Akselerasi pemanfaatan teknologi dalam sektor manufaktur, energi, dan digital.
  • Pengembangan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam.
  • Peningkatan kualitas pendidikan tinggi dan pelatihan vokasi berbasis teknologi.
  • Peningkatan penggunaan teknologi hijau untuk kelestarian lingkungan sambil meningkatkan produksi dan efisiensi.

Refleksi dan Harapan ke Depan

Pertemuan ini menunjukkan bahwa pemerintah melihat sains dan teknologi bukan sebagai pelengkap, tetapi sebagai motor utama dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Harapan publik dan akademisi adalah agar komitmen ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi segera ditindaklanjuti dengan regulasi tegas, pendanaan memadai, dan mekanisme kolaborasi yang nyata. Integritas kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga riset, industri, dan pemerintah akan menjadi indikator keberhasilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *