Layar 120 Hz di iPhone 17: Apakah Apple Terlambat 8 Tahun?
Pasar smartphone kini semakin kompetitif, terutama soal tampilan layar. Sementara banyak perangkat Android sudah menggunakan panel 120 Hz jauh sebelumnya, rumor terbaru menyebut Apple akan menghadirkannya pada iPhone 17. Terlihat seperti lompatan besar bagi Apple — atau sebenarnya keterlambatan yang baru ditutup?
Evolusi Layar 120 Hz di Android
Sejak sekitar tahun 2017–2018, sejumlah brand Android premium telah meluncurkan ponsel dengan refresh rate tinggi (90 Hz, 120 Hz) sebagai bagian dari strategi pengalaman pengguna halus. Contoh awal antara lain seri gaming dan flagship seperti OnePlus, ROG Phone, dan seri Galaxy S dari Samsung yang mulai adopsi panel 120 Hz.
Keunggulan layar 120 Hz terletak pada kemampuan memperbarui tampilan hingga 120 kali per detik — menghasilkan animasi, pergeseran layar, dan interaksi yang terasa lebih mulus dibanding 60 Hz. Bagi pengguna sehari-hari, ini terasa terutama saat scroll, bermain game, atau beralih aplikasi cepat.
Dengan semakin matang teknologi panel OLED/LTPO dan efisiensi energi, semakin banyak produsen memperluas adopsi 120 Hz ke model menengah. Artinya, sebelum 2025, banyak pengguna Android sudah “merasa 120 Hz” sebagai fitur standar flagship.
Kenapa Apple Baru Sekarang?
Beberapa spekulasi dan pertimbangan teknis bisa menjelaskan kenapa Apple tampak “telat”:
- Efisiensi daya & manajemen baterai
Apple dikenal sangat berhati-hati soal konsumsi daya agar daya tahan baterai tetap stabil. Panel 120 Hz butuh manajemen refresh rate dinamis — misalnya turun ke 1 Hz atau 10 Hz saat konten statis — agar tidak boros. Apple harus memastikan sistem iOS dan chipset (A-series) mendukung hal ini dengan mulus. - Ketersediaan panel & produksi massal
Pasokan panel OLED/LTPO berkualitas tinggi dengan teknologi variabel refresh rate (VRR) mungkin menjadi hambatan. Apple mungkin menunggu pasokan cukup stabil agar bisa menjangkau berbagai model, bukan cuma flagship. - Pengalaman yang konsisten
Apple dikenal menjaga kualitas pengalaman antar generasi. Jika mereka meluncurkan 120 Hz tanpa mematangkan software dan optimasi, bisa ada lag, ghosting, atau masalah sinkronisasi. Mungkin itu yang membuat mereka menunggu hingga iPhone 17. - Diferensiasi produk & strategi pasar
Menunda fitur ini mungkin bagian dari strategi agar ada “lompatan jelas” di iPhone 17 yang dapat dijual sebagai generasi baru dengan pengalaman lebih mulus. Selama ini, Apple cenderung menambahkan fitur sedikit demi sedikit agar perbedaan tiap generasi terasa.
Apa Artinya bagi Pengguna iPhone?
Jika rumor ini benar, setidaknya ada beberapa dampak langsung:
- Penyegaran tampilan & interaksi lebih mulus
iPhone 17 berpotensi jadi pengalaman iOS paling halus sejauh ini, terutama bagi yang terbiasa dengan 60 Hz. - Kebutuhan optimasi aplikasi
Developer aplikasi perlu menyesuaikan agar animasi, scrolling, dan interaksi mendukung refresh rate lebih tinggi agar tidak tampak “terbatas” pada 60 Hz lawas. - Efek baterai & performa
Pendinginan, pengaturan daya, dan manajemen background task akan diuji. Jika tidak dioptimalkan, 120 Hz bisa menyusutkan daya tahan baterai secara signifikan. - Tarik konsumen Android & loyalis Apple
Fitur ini bisa menjadi salah satu daya tarik bagi konsumen yang ingin upgrade dari Android high refresh rate ke ekosistem Apple tanpa merasa “ketinggalan.”
Apakah Keterlambatan Ini Bermasalah?
Menilai apakah ini “terlambat” tergantung perspektif:
- Dari sudut fitur teknologi murni, ya — Apple masuk ke fitur yang sudah mapan di Android sejak beberapa tahun lalu.
- Dari sudut pengalaman pengguna konsisten dan matang, mungkin Apple memilih agar ketika memulai 120 Hz, kualitasnya tidak setengah hati tapi sudah optimal.
Perusahaan dengan reputasi tinggi seperti Apple lebih memilih meluncurkan fitur selangkah lebih mantap daripada terburu-buru dan mengecewakan pengguna awal.
