Bandung Catat 6,5 Juta Kunjungan Wisatawan Hingga Agustus 2025, Kuliner Jadi Magnet Terkuat
Bandung, 15 Oktober 2025 – Pemerintah Kota Bandung mencatat lonjakan signifikan kunjungan wisatawan selama periode Januari hingga Agustus 2025. Angka tertinggi dalam laporan sementara menyebut bahwa lebih dari 6,5 juta wisatawan telah datang ke kota berjuluk Paris van Java. Dari jumlah tersebut, sektor wisata kuliner diyakini menjadi daya tarik utama, menyumbang sekitar 60 persen dari total motivasi kunjungan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, menyatakan bahwa capaian ini menjadi indikator positif dalam upaya mengejar target tahunan sebesar 8,7 juta wisatawan. “Hingga Agustus 2025 jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung telah menembus 6,5 juta orang, meningkat signifikan dari capaian semester pertama yang tercatat 3,53 juta kunjungan,” ujar Adi.
Lonjakan vs Target Tahunan
Bandung mencatat lebih dari 3,5 juta kunjungan pada semester pertama; artinya, dalam triwulan III, tambahan sekitar 3 juta lebih kunjungan berhasil diraih. Proyeksi tersebut menunjukkan percepatan mendekati target tahunan Disbudpar.
Jika laju pertumbuhan kunjungan ini terus berlanjut, meraih angka 8,7 juta wisatawan di akhir tahun bukanlah hal yang mustahil. Namun, Disbudpar tetap mewaspadai tantangan musim libur, kapasitas akomodasi, dan promosi efektif ke wisatawan luar kota dan mancanegara.
Kuliner: Magnet Wisata Bandung
Hasil survei internal Disbudpar menunjukkan bahwa sekitar 60 persen wisatawan datang ke Bandung khusus untuk menikmati kuliner khas — dari jajanan kaki lima legendaris hingga kreasi kafe tematik modern.
Menurut Adi, Bandung memiliki keunggulan dalam inovasi kuliner: para pelaku usaha kreatif secara konsisten memperkenalkan varian baru, baik dari sisi cita rasa maupun presentasi. Hal ini menarik terutama kaum milenial dan wisatawan yang gemar pengalaman gastronomi otentik dan unik.
Selain kuliner, sektor wisata belanja, fashion, serta heritage (warisan budaya) juga menjadi daya tarik alternatif—meski porsinya relatif lebih kecil dibanding sektor kuliner.
Destinasi Favorit & Penyebaran Kunjungan
Meskipun pusat kota Bandung tetap menjadi titik utama wisata, terdapat perubahan pola: kunjungan wisatawan perlahan merata ke wilayah pinggiran dan daerah selatan kota seperti Ciwidey, Pangalengan, serta Rancabali. Alasan utama: suasana alam sejuk, panorama, serta kehadiran kafe dan fasilitas glamping modern.
Destinasi klasik seperti Kota Tua Bandung, Masjid Raya Al Jabbar, Museum Geologi, Saung Angklung Udjo, Taman Lalu Lintas, dan Kiara Artha Park tetap konsisten menjadi pilihan wisatawan lokal dan luar kota.
Dengan pola penyebaran kunjungan yang kini lebih luas, upaya pengembangan infrastruktur dan promosi di daerah pinggiran menjadi penting agar beban wisata tak tertumpu di pusat kota semata.
Wisatawan Domestik vs Mancanegara
Pada periode yang sama, wisatawan domestik masih mendominasi kunjungan ke Bandung. Meskipun ada peningkatan wisatawan mancanegara, kontribusinya masih relatif kecil bila dibandingkan wisatawan lokal.
Adi menyebut bahwa meski kunjungan asing meningkat, kesenjangan jumlah masih besar. Pemerintah Kota Bandung pun merencanakan kebijakan promosi wisata internasional dan kerja sama lintas negara agar mayoritas kunjungan tidak hanya dari dalam negeri.
Negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura disebut-sebut sebagai target utama peningkatan wisman ke Bandung.
Tantangan & Strategi Pengembangan
Kapasitas & Infrastruktur
Lonjakan wisatawan memunculkan tantangan infrastruktur: ketersediaan hotel, akses transportasi, manajemen kemacetan di destinasi populer, serta kebersihan dan kenyamanan fasilitas publik.
Promosi & Branding
Bandung perlu memperkuat citra sebagai “kota kuliner kreatif dan destinasi budaya”. Pendidikan pelaku usaha kuliner untuk menjaga standar mutu dan inovasi harus terus didorong. Disbudpar juga menggandeng asosiasi seperti ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata), PHRI (Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia), komunitas seni & kreatif, serta media pariwisata.
Pengembangan Destinasi Alternatif
Mendorong pengembangan destinasi wisata baru di pinggiran kota atau daerah pegunungan dan daerah alami menjadi strategi untuk mengurangi tekanan ke pusat kota. Konsep glamping, eco-tourism, wisata agro, dan wisata edukatif menjadi potensi besar.
Event & Kalender Pariwisata
Penyelenggaraan acara budaya, festival kuliner, konser musik, pasar seni, hingga kegiatan komunitas lokal menjadi pemicu kunjungan wisatawan. Event-event tersebut juga membuka peluang ekonomi kreatif dan UMKM lokal untuk terlibat.
Target Wisata Mancanegara
Upaya promosi lewat pameran wisata internasional, promosi digital dalam bahasa Inggris, paket perjalanan lintas negara, dan kemitraan dengan agen perjalanan luar negeri menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kontribusi wisatawan asing.
Prospek Menjelang Akhir Tahun
Dengan akselerasi tren kunjungan hingga Agustus, Bandung memiliki peluang besar untuk mencapai atau mendekati target 8,7 juta wisatawan pada akhir tahun. Namun hal ini bergantung pada pengelolaan musim liburan, kesiapan fasilitas, kemudahan akses transportasi, dan keberhasilan promosi.
Jika Bandung berhasil menyajikan pengalaman wisata yang nyaman, autentik, dan terkelola baik, reputasinya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia akan semakin kuat.
