EkonomiPengetahuan UmumPolitik

Ekonomi AS Tetap Unggul Meski 4 Negara Bersatu dengan China

Amerika Serikat (AS) sekali lagi membuktikan statusnya sebagai raksasa ekonomi dunia. Meskipun China berusaha membangun aliansi strategis dengan empat negara besar lain, posisi ekonomi AS tetap sulit digeser. Fakta ini diungkap melalui laporan terbaru yang membandingkan ukuran Produk Domestik Bruto (PDB) nominal dan PDB berdasarkan paritas daya beli (PPP).

Kekuatan Ekonomi Amerika Serikat

PDB nominal AS per 2024 mencapai lebih dari USD 27 triliun, menempatkan Negeri Paman Sam di posisi teratas. Angka ini bukan hanya soal besarnya ekonomi, tetapi juga mencerminkan kekuatan inovasi, kestabilan institusi, serta daya tarik investasi yang masih sangat tinggi. Sebagai contoh, perusahaan teknologi raksasa dunia—dari Apple, Microsoft, hingga Google—semuanya berakar di AS.

Selain itu, dolar AS masih menjadi mata uang cadangan utama dunia. Lebih dari 60% transaksi internasional menggunakan dolar, sebuah keunggulan struktural yang sulit disaingi. Posisi ini memberi AS ruang gerak yang luas dalam kebijakan fiskal dan moneter.

Upaya China Menggalang Aliansi Ekonomi

China tidak tinggal diam. Negeri Tirai Bambu aktif memperkuat kerja sama dengan Rusia, India, Brasil, dan Afrika Selatan—kelompok negara yang lebih dikenal sebagai BRICS. Tujuan utamanya adalah menantang dominasi dolar dan menciptakan keseimbangan baru dalam perdagangan internasional.

Meski begitu, meskipun keempat negara bergabung dengan China, data menunjukkan gabungan ekonomi mereka masih belum mampu menandingi kekuatan Amerika Serikat. Gabungan PDB lima negara tersebut memang besar, namun daya beli per kapita, stabilitas politik, dan keunggulan teknologi masih tertinggal dibanding AS.

Perbandingan PDB: AS vs China dan Sekutunya

Menurut analisis CNBC Indonesia, PDB nominal Amerika Serikat masih jauh di atas gabungan negara-negara aliansi China. Sementara dalam ukuran PPP, China memang menduduki peringkat pertama, tetapi dominasi itu lebih banyak didorong oleh jumlah populasi yang sangat besar.

  • AS: PDB nominal ± USD 27 triliun
  • China: PDB nominal ± USD 18 triliun
  • India: PDB nominal ± USD 4 triliun
  • Rusia: PDB nominal ± USD 2 triliun
  • Brasil: PDB nominal ± USD 2 triliun
  • Afrika Selatan: PDB nominal ± USD 0,5 triliun

Total gabungan memang mendekati angka AS, tetapi perbandingan kualitas ekonomi menunjukkan jurang besar. Faktor infrastruktur, riset, inovasi, dan kekuatan militer masih menempatkan AS di level yang berbeda.

Dominasi Teknologi dan Inovasi

Salah satu kunci keunggulan AS adalah sektor teknologi. Dari pengembangan kecerdasan buatan, semikonduktor, hingga industri pertahanan, AS tetap memimpin. Menurut laporan World Economic Forum, 7 dari 10 perusahaan teknologi dengan valuasi terbesar berada di Amerika Serikat.

China memang terus mengejar, terutama lewat perusahaan seperti Huawei, TikTok, dan Alibaba. Namun, dominasi AS dalam riset dasar dan paten internasional masih menjadi tembok tinggi yang sulit ditembus dalam waktu dekat.

Dampak Geopolitik dan Ekonomi Global

Aliansi ekonomi yang dibangun China dengan empat negara besar berpotensi memengaruhi peta geopolitik global. Namun, pengaruh nyata baru bisa dirasakan jika aliansi ini mampu menghadirkan stabilitas politik, integrasi finansial, dan sistem perdagangan alternatif yang solid. Hingga saat ini, ketergantungan dunia pada dolar AS masih belum tergantikan.

Bagi negara berkembang, persaingan AS dan China membuka peluang sekaligus risiko. Indonesia misalnya, harus cermat menjaga hubungan dengan kedua kekuatan. Membuka peluang investasi dari China memang penting, tetapi hubungan strategis dengan AS tetap krusial untuk akses pasar dan teknologi.

Pelajaran bagi Indonesia

Indonesia dapat mengambil hikmah dari persaingan ini: diversifikasi ekonomi dan penguatan pasar domestik adalah kunci. Jika terlalu bergantung pada salah satu kekuatan besar, risiko gejolak ekonomi akan semakin tinggi. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat daya saing industri nasional sekaligus menjaga stabilitas politik dalam negeri.

Anda bisa membaca update lainnya terkait analisis ekonomi global di Kilasan Berita untuk memahami dampak persaingan dua raksasa ini terhadap kawasan Asia Tenggara.

Kesimpulan

Meski China menggandeng empat negara besar, ekonomi Amerika Serikat tetap menjadi yang terkuat di dunia. Kekuatan dolar, dominasi teknologi, serta daya tarik investasi membuat AS sulit ditandingi. Sementara itu, aliansi China masih menghadapi tantangan besar dalam membangun fondasi ekonomi yang setara. Dunia akan terus menyaksikan rivalitas ini, dan negara-negara seperti Indonesia perlu mengambil langkah cerdas agar tetap mendapat keuntungan dari kedua belah pihak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *