Ekonomi

Nilai Tukar Rupiah Melemah 9,31 Persen Sepanjang 2022, Apa Penyebabnya?

Sepanjang tahun 2022, nilai tukar rupiah tercatat melemah 9,31 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini menandai salah satu pelemahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas ekonomi nasional.

Bank Indonesia (BI) menyebut tekanan eksternal menjadi faktor utama, terutama dari kebijakan moneter global. Namun, faktor domestik juga ikut memberi kontribusi.


Tekanan Global yang Berat

Kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang agresif menaikkan suku bunga sepanjang 2022 membuat dolar AS menguat tajam. Investor global memilih menarik dana dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk dialihkan ke aset dolar yang dianggap lebih aman.

Kondisi ini membuat rupiah sulit bertahan, meski cadangan devisa Indonesia berada dalam kondisi cukup kuat.

“Setiap kali The Fed menaikkan suku bunga, rupiah langsung tertekan. Tahun 2022 adalah tahun penuh gejolak,” kata seorang analis pasar uang di Jakarta.


Faktor Domestik yang Memperberat

Selain faktor eksternal, pelemahan rupiah juga dipicu oleh kondisi dalam negeri:

  • Defisit neraca perdagangan jasa, terutama akibat tingginya impor bahan bakar minyak (BBM).
  • Ketidakpastian politik dan fiskal menjelang agenda nasional.
  • Inflasi yang meningkat karena kenaikan harga pangan dan energi global.

Meski Indonesia mencatat surplus perdagangan barang, hal itu belum cukup kuat menopang rupiah.


Dampak ke Ekonomi Nasional

Pelemahan rupiah memberi dampak berantai:

  • Harga impor naik, memicu inflasi di sektor pangan dan energi.
  • Biaya produksi industri meningkat, terutama sektor yang bergantung pada bahan baku impor.
  • Daya beli masyarakat tertekan, sehingga pertumbuhan ekonomi sempat melambat di kuartal tertentu.
Indikator Stabilitas Rupiah 30 Desember 2022. Sumber: Bank Indonesia

Respons Pemerintah dan Bank Indonesia

Untuk menahan gejolak, Bank Indonesia mengambil langkah intervensi di pasar valas dan menaikkan suku bunga acuan beberapa kali.

Selain itu, pemerintah berusaha menjaga stabilitas harga melalui subsidi energi, meskipun langkah ini membebani APBN.


Rupiah di Mata Investor

Meski sempat tertekan, banyak ekonom menilai fundamental ekonomi Indonesia masih cukup baik. Surplus neraca perdagangan barang, cadangan devisa yang tinggi, serta arus investasi asing yang tetap masuk ke sektor riil menjadi bantalan penting bagi rupiah.


Internal Link

Ikuti analisis ekonomi terbaru hanya di kilasanberita.id.


Penutup

Pelemahan rupiah 9,31 persen sepanjang 2022 menjadi cerminan rapuhnya stabilitas moneter negara berkembang di tengah guncangan global. Namun, langkah cepat Bank Indonesia dan daya tahan ekonomi domestik membuat Indonesia tetap mampu menjaga pertumbuhan positif.

Ke depan, tantangan serupa bisa muncul kembali, terutama jika kondisi geopolitik dan ekonomi global masih penuh ketidakpastian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *