Kesehatan

Hati-Hati Jika Mengalami Sakit Dada Seperti Ini, Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung

Jakarta — Sakit atau nyeri di bagian dada sering menimbulkan kecemasan karena banyak dikaitkan dengan penyakit jantung. Namun menurut guru besar dan spesialis jantung, tidak semua keluhan di dada berasal dari jantung. Ada pola-khusus yang perlu dikenali agar gejala serius tidak terlewat.


Ketika Nyeri Dada Bisa Berarti Jantung

Menurut M. Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, dari RS Brawijaya,-Saharjo, Jakarta, terdapat ciri khas nyeri dada yang “berhubungan” dengan jantung: misalnya muncul saat aktivitas fisik atau emosi, dan hilang saat istirahat. “Kalau sakit dada saat tarik napas, kemungkinan besar dari paru,” ujarnya.

Artinya: bila nyeri dada muncul saat Anda aktif bergerak atau merasa stres, dan reda saat Anda berhenti atau beristirahat, maka pemeriksaan ke jantung perlu diprioritaskan.


Ketika Nyeri Dada Mungkin Bukan dari Jantung

Yamin menegaskan bahwa banyak keluhan nyeri dada justru berasal dari otot, tulang, pencernaan atau paru-paru. Contohnya:

  • Nyeri dada pas tarik napas atau batuk → kemungkinan besar dari paru.
  • Nyeri muncul setelah makan besar → bisa karena masalah lambung/asam.
  • Nyeri yang muncul saat mengubah posisi atau menggerakkan tubuh → bisa berasal dari otot/tulang dada.

Dengan demikian, bukan semua nyeri di dada harus langsung dianggap sebagai penyakit jantung — tapi waspada tetap penting.


Faktor Risiko yang Perlu Diketahui

Beberapa faktor menambah kemungkinan nyeri dada berasal dari kelainan jantung:

  • Aktivitas fisik yang sebelumnya tidak menimbulkan keluhan, namun sekarang mulai muncul nyeri dadanya.
  • Emosi yang tinggi atau stres berat ikut memicu keluhan di dada dan berhubungan dengan pemicu jantung.
  • Keadaan istirahat tetapi masih muncul nyeri dada yang tak biasa — ini lebih serius.
    Penilaian ini penting untuk membedakan antara nyeri dada biasa dan yang harus segera ditangani.

Gejala Khusus yang Harus Diwaspadai

Beberapa indikator yang mengarah ke penyebab jantung:

  • Nyeri dada saat aktivitas atau emosi yang mereda saat istirahat.
  • Nyeri di tengah atau sisi kiri dada.
  • Nyeri menjalar ke lengan, punggung, rahang atau leher (meskipun artikel ini tidak mengeksplorasi semua).
    Jika muncul nyeri tanpa pemicu jelas dan tidak membaik saat istirahat, maka kemungkinan besar berkaitan dengan jantung.

Langkah Preventif yang Disarankan

  1. Segera hentikan aktivitas saat nyeri dada muncul dan istirahat.
  2. Catat kondisi munculnya nyeri: Apakah saat bergerak? Saat emosi? Setelah makan?
  3. Pemeriksaan medis: Bila nyeri muncul saat aktivitas atau muncul tanpa alasan setelah istirahat, periksakan ke dokter spesialis jantung.
  4. Evaluasi faktor risiko: Tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, merokok, usia dan riwayat keluarga.
  5. Gaya hidup sehat: Olahraga rutin, menjaga berat badan ideal, mengontrol tekanan darah/kolesterol, dan menghindari stres tinggi serta asap rokok.

Wahai Yakin “Bukan Jantung”? Jangan Abaikan

Meskipun muncul gejala yang tampak sederhana — misalnya nyeri setelah makan atau saat batuk — tetap jangan diremehkan. Karena meskipun kemungkinan besar bukan jantung, skrining dan konsultasi medis bisa membantu membedakan penyebab yang ringan dan penyebab yang serius.


Kesimpulan

Nyeri dada bisa berasal dari banyak sumber — jantung adalah salah satunya, namun bukan satu-satunya. Jika nyeri muncul saat aktivitas atau emosi dan hilang saat istirahat, maka kemungkinan jantung perlu diuji. Namun bila muncul saat napas dalam atau batuk, atau setelah makan besar, besar kemungkinannya bukan jantung.
Yang paling penting: jangan menunggu lama untuk melakukan pemeriksaan bila muncul tanda yang mencurigakan. Deteksi dini dan tindakan cepat bisa menyelamatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *