Menelusuri Aksi Mogok Kerja Terbesar dalam Sejarah Indonesia: Jejak Perlawanan Buruh yang Mengubah Arah Bangsa
Aksi mogok kerja bukan sekadar bentuk protes terhadap ketidakadilan di tempat kerja, melainkan juga bagian penting dari perjalanan sejarah Indonesia. Dalam catatan panjang perjuangan buruh, beberapa peristiwa mogok besar tercatat sebagai tonggak perubahan sosial dan politik. Artikel ini menelusuri salah satu aksi mogok terbesar yang pernah terjadi di tanah air — peristiwa yang tidak hanya mengguncang dunia industri, tetapi juga meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah perjuangan kelas pekerja Indonesia.
“Berdasarkan bukti yang ada, aksi mogok besar ini bukan hanya soal upah dan jam kerja. Ia mencerminkan keresahan nasional terhadap ketimpangan ekonomi yang semakin tajam,” tulis salah satu peneliti perburuhan dalam catatan sejarah yang dikutip dari Koran Perdjoeangan.
Kesadaran bahwa mereka bukan hanya pekerja, tetapi juga bagian dari rakyat yang berhak atas keadilan, membuat semangat perlawanan semakin kokoh.
Pemerintah pada masa itu menghadapi dilema besar. Di satu sisi, mereka harus menjaga stabilitas ekonomi nasional yang masih rapuh. Namun di sisi lain, tekanan politik dari kelompok buruh yang sangat besar tidak bisa diabaikan.
Negosiasi panjang pun terjadi antara perwakilan buruh dan pemerintah. Beberapa kebijakan perburuhan akhirnya direvisi, termasuk peningkatan upah minimum dan pengakuan terhadap hak mogok secara legal.
Dalam catatan Koran Perdjoeangan, disebutkan bahwa:
“Ada beberapa momen yang tercatat dalam sejarah sebagai ‘mogok terbesar’ — bukan hanya karena jumlah peserta, tetapi karena dampaknya terhadap politik, ekonomi, dan arah bangsa.”
Gerakan ini menunjukkan bahwa semangat mogok kerja sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan masih relevan hingga kini.
Hanya saja, bentuk dan strateginya menyesuaikan dengan zaman — termasuk pemanfaatan media sosial dan kampanye digital untuk menyuarakan aspirasi.
