Perang Chip Global: China Balas AS dengan Menyeret Nvidia dan Qualcomm
Kilasan Berita Mendalam: Perang Chip Global, China Balas AS dengan Menyeret Nvidia dan Qualcomm
Artikel ini membahas eskalasi terbaru dalam “perang chip” antara Amerika Serikat (AS) dan China. Setelah Washington memperketat pembatasan ekspor semikonduktor canggih, Beijing membalas dengan menargetkan dua raksasa chip utama AS melalui tindakan regulasi dan pengawasan impor.
1. Penargetan Qualcomm melalui Regulator Antimonopoli
Badan pengawas pasar China, State Administration for Market Regulation (SAMR), secara resmi membuka penyelidikan terhadap Qualcomm.
- Pemicu: Penyelidikan ini terkait dengan akuisisi yang dilakukan Qualcomm terhadap Autotalks, sebuah perusahaan chip otomotif asal Israel yang fokus pada komunikasi mobil otonom.
- Tuduhan: SAMR menuding Qualcomm melanggar aturan pelaporan Tiongkok mengenai akuisisi yang dapat memengaruhi persaingan pasar lokal.
- Sensitivitas Pasar: Bagi Qualcomm, langkah ini sangat sensitif karena hampir separuh pendapatan globalnya berasal dari pasar China. Ini bukan kali pertama Qualcomm berhadapan dengan regulator China; sebelumnya pada 2015, mereka didenda $975 juta AS atas pelanggaran persaingan usaha, dan pada 2018, persetujuan akuisisi NXP Semiconductors ditahan oleh Beijing.
2. Penyelidikan dan Pengawasan Ketat Terhadap Nvidia
China juga menargetkan Nvidia, perusahaan yang mendominasi pasar chip Artificial Intelligence (AI) dan data center global.
- Penyelidikan Antimonopoli: SAMR menyatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan Nvidia melanggar hukum antimonopoli Tiongkok terkait akuisisinya terhadap Mellanox Technologies pada tahun 2020. Penyelidikan lanjutan kini sedang diluncurkan.
- Pengawasan Impor Diperketat: Otoritas China memperketat pengawasan terhadap impor chip Nvidia. Dilaporkan bahwa tim tambahan bea cukai ditempatkan di pelabuhan-pelabuhan besar untuk memeriksa setiap pengiriman chip asal AS secara cermat.
- Tujuan Strategis China: Tindakan ini sejalan dengan upaya China untuk mendorong perusahaan teknologi lokal agar mengurangi ketergantungan pada chip AS dan mempercepat pengembangan semikonduktor domestik.
3. Langkah Balasan Ekonomi Tambahan
Selain menargetkan perusahaan teknologi, Beijing juga menerapkan sanksi balasan di sektor lain, termasuk:
- Pengenaan biaya tambahan untuk kapal berbendera AS.
- Kewajiban izin ekspor untuk bahan baku strategis, seperti material semikonduktor tertentu dan baterai litium.
Singkatnya, China menggunakan kekuatan regulasi domestiknya—khususnya undang-undang antimonopoli—sebagai senjata balasan yang menargetkan bisnis utama perusahaan-perusahaan AS seperti Nvidia dan Qualcomm yang sangat bergantung pada pasar Tiongkok. Ini menunjukkan pergeseran dari sekadar larangan ekspor AS menjadi tindakan regulasi balasan dari China.