Zuckerberg Pamer Kacamata AI, Demo Gagal di Panggung Meta Connect 2025
Menlo Park, California — CEO Meta, Mark Zuckerberg, kembali jadi sorotan setelah mengalami kegagalan saat mendemonstrasikan kacamata pintar bertenaga AI di ajang Meta Connect 2025. Demo yang awalnya digadang sebagai bukti keseriusan Meta mengembangkan superintelligence, justru berakhir dengan tawa sekaligus keprihatinan audiens.
Ambisi AI Superintelligence
Dalam pidato pembuka, Zuckerberg menyebut bahwa teknologi superintelligence akan menjadi “teknologi paling penting sepanjang hidup kita”. Menurutnya, AI harus membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya bekerja di pusat data untuk mengotomatiskan industri.
Kacamata Ray-Ban versi terbaru itu dipromosikan sebagai perangkat yang bisa menggantikan smartphone: ringan, praktis, dan mampu melakukan banyak hal hanya dengan suara atau tampilan layar mini.
Demo Berakhir Gagal
Namun saat tiba di sesi demo, masalah mulai muncul. Zuckerberg mencoba melakukan panggilan video dengan seorang koki bernama Jack Mancuso untuk menunjukkan bagaimana AI bisa membantu memasak.
Sayangnya, AI gagal memahami instruksi. Alih-alih memberi arahan jelas, AI berkali-kali mengulang kalimat yang salah: “Anda sudah menggabungkan bahan dasar, jadi sekarang parut pir dan tambahkan ke saus.” Padahal koki belum melakukan langkah apa pun.
Akhirnya, Mancuso menyerah dan mengatakan mungkin jaringan WiFi bermasalah. Zuckerberg mencoba menenangkan audiens, sambil berujar: “Ironinya, Anda menghabiskan bertahun-tahun membuat teknologi, dan di hari penting justru WiFi yang bermasalah.”
Reaksi Audiens & Media
Alih-alih terkesan, banyak peserta justru menertawakan insiden ini. Media internasional seperti The Guardian menilai momen tersebut sebagai “penghormatan sempurna untuk perangkat digital yang tidak perlu”.
Kegagalan demo AI sebenarnya bukan hal baru di dunia teknologi. Google pun beberapa kali mengalami insiden serupa ketika memperkenalkan produk AI mereka. Namun, karena Zuckerberg sebelumnya begitu percaya diri menyebut “superintelligence”, kegagalan ini terasa lebih mencolok.
Simbol Kerapuhan Teknologi
Meski memalukan, insiden ini memberi pesan bahwa teknologi AI masih jauh dari sempurna. Alih-alih menggantikan manusia sepenuhnya, produk seperti kacamata pintar masih menghadapi kendala teknis mendasar: koneksi internet, respons AI yang keliru, dan pengalaman pengguna yang belum mulus.
Bagi sebagian pengamat, kegagalan ini justru “menghumanisasi” Zuckerberg yang sering dianggap dingin. Ia tampak berusaha tetap tenang di hadapan audiens, meskipun teknologinya tidak bekerja sesuai rencana.
Kesimpulan
Meta Connect 2025 seharusnya menjadi panggung unjuk gigi bagi kacamata AI terbaru. Namun kegagalan demo Zuckerberg mengingatkan bahwa meski AI berkembang pesat, kesempurnaan teknologi masih butuh waktu.
Insiden ini sekaligus menjadi peringatan: superintelligence mungkin sedang dipromosikan sebagai masa depan, tapi di panggung nyata, manusia masih lebih bisa diandalkan daripada mesin.
Related Keywords: Zuckerberg AI fail, Meta Connect 2025, kacamata AI Ray-Ban, kegagalan demo AI