Otomotifteknologi

Banjir Impor Mobil Listrik Picu Ancaman PHK di Industri Komponen Otomotif

Pendahuluan: Gelombang Mobil Listrik Impor Kian Deras

Industri komponen otomotif di Indonesia tengah berada di bawah tekanan berat. Lonjakan impor kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) yang masuk dalam bentuk utuh (CBU) menimbulkan risiko serius, termasuk ancaman PHK massal.כ
Menurut GIAMM, sebagian besar pabrikan komponen lokal telah mengurangi tenaga kerja akibat menurunnya permintaan pasar domestik dan serbuan produk impor.


Penjualan Mobil Konvensional Merosot Tajam

Data Gaikindo menunjukkan penurunan signifikan penjualan kendaraan dalam negeri. Antara Januari hingga Juli 2025, wholesales hanya menyentuh 435.390 unit—turun 10,1% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara pasar ritel stagnan di angka 453.278 unit, turun 10,8%.
Kendati demikian, wholesales mobil listrik melonjak hingga 42.178 unit, mendekati total penjualan mobil listrik sepanjang 2024 yang sebesar 43.188 unit.
Lonjakan ini sangat mencolok bagi pabrikan seperti BYD, VinFast, dan Geely — membuat suplai bahan baku untuk industri lokal semakin tertekan.


Ancaman PHK Massal Muncul Seri-seri

GIAMM mencatat bahwa sejumlah anggotanya telah memulai PHK—angka pekerja yang terdampak bervariasi antara 3% hingga 23%. Hal ini disebut sebagai ekor panjang dari tekanan pasar dan penurunan okupansi pabrik.
Gaikindo turut menyoroti bahwa mobil listrik impor telah mengambil pangsa pasar hampir 10%, sementara kendaraan yang mengutamakan komponen lokal malah kehilangan volume.


Strategi Pelaku Industri Komponen Menghadapi Krisis

Berbagai produsen komponen merancang strategi adaptif:

  • DRMA (Dharma Polimetal) tetap membuka pabrik baru dan tidak melakukan PHK. Mereka memperluas produksi komponen untuk ekspor, termasuk wiring harness untuk pasar AS, serta mendiversifikasi lini usaha (ICE dan hybrid).
  • SMSM (Selamat Sempurna) memfokuskan pada diversifikasi produk, efisiensi operasional, dan ekspansi ke sektor lain—seperti filtrasi industri dan alat berat. Mereka hingga kini belum menggunakan PHK sebagai upaya efisiensi.
  • BOLT (Garuda Metalindo) memperkuat pasar ekspor dan mempertahankan tenaga kerja. Mereka mengincar mobil listrik, komponen alat berat, serta industri non-otomotif lain—dengan target pertumbuhan laba hingga 25%.

Pemerintah Dorong Adaptasi: Diversifikasi & Proteksi Industri

Kementerian Perindustrian mendorong pelaku komponen otomotif lokal beralih (switching) ke sektor maritim dan aviasi untuk menjaga kapasitas produksi dan menyerap tenaga kerja.
Kemenperin juga menjalin koordinasi dengan GIAMM untuk mewujudkan strategi tersebut.
Perubahan struktur komponen di BEV — yang jauh lebih sedikit dibandingkan kendaraan konvensional — merupakan tantangan serius bagi IKM dan tier bawah.


Risiko Insentif BEV Impor yang Tak Terkendali

Pemberian insentif terhadap impor EV disambut skeptis sejumlah pihak. Peneliti LPEM FEB UI menyebut kebijakan ini relevan untuk memperkenalkan EV, tetapi jika diperpanjang melewati fase “cross-check pasar”, bisa merugikan pabrik lokal dan investor baru. Regulasinya dinilai perlu diselaraskan agar tetap mendukung produksi dalam negeri.


Dampak Makro terhadap Pendapatan dan Tenaga Kerja

Utilisasi pabrik komponen turun dari 73% ke perkiraan 55–60%, membahayakan stabilitas tenaga kerja—ditambah lonjakan impor BEV dan turunnya pasar domestik.
Industri otomotif merupakan penyumbang besar lapangan kerja dan PDB manufaktur; keterpurukan sektor ini bisa menekan ekonomi nasional lebih luas.


Kesimpulan: Jalan Menuju Transisi Industri yang Berkelanjutan

Surge impor mobil listrik memang mendukung transisi energi, tapi dampaknya terhadap industri komponen Indonesia tak bisa diabaikan. PHK masal, tekanan pasar, serta disrupsi rantai pasok nyata mengancam masa depan sektor otomotif lokal.
Strategi seperti diversifikasi produksi, proteksi industri lokal, dan penghentian insentif impor perlu dipertimbangkan serius agar ekosistem otomotif tetap tumbuh inklusif dan berkeadilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *